Rabu, 27 April 2011

Linux Networking Tools

Internet Protocol  
Untuk terhubung pada suatu jaringan diperlukan penomoran dari Internet Protocol yang ada 
pada PC tersebut. Teknik penomoran IP  ada 2 yaitu manual dan otomatis (DHCP). 

Pada suatu jaringan diperlukan IP dan netmask, contoh: 
192.168.0.1/255.255.255.0  
192.168.0.1 adalah penomoran IP, sedangkan 255.255.255.0 adalah netmask dari jaringan 
tersebut. IP memiliki beberapa class yang terbagi menurut jumlah IP tersebut. Class yang 
ada antara lain: 

A. 10.x.x.x dengan netmask 255.0.0.0  
B. 172.16.x.x s/d 172.31.x.x dengan netmask 255.255.0.0  
C. 192.168.0.x s/d 192.168.255.x dengan netmask 255.255.255.0  
D dan E tidak digunakan, karena diperuntukan untuk penelitian 

Penomoran netmask dapat disingkat, misalkan 255.255.255.0 dapat disingkat menjadi/24 

Setting IP di Linux  
a. Perintah “ifconfig”  

Dengan menggunakan perintah ifconfig, root dapat mengganti setting IP untuk jaringan. 
Contoh : 
highway:~#ifconfig  

eth0                 Linkencap:EthernetHWaddr00:0C:F1:BA:38:43 
inetaddr:10.252.102.143Bcast:10.252.102.255Mask:255.255.255.0 
inet6addr:fe80::20c:f1ff:feba:3843/64Scope:Link 
UPBROADCASTRUNNINGMULTICASTMTU:1500Metric:1 
RXpackets:7827318errors:0dropped:0overruns:0frame:0 
TXpackets:5486496errors:0dropped:0overruns:0carrier:0 
collisions:0txqueuelen:1000 
RXbytes:2529035045(2.3GiB)TXbytes:1421757215(1.3GiB) 

Lo           Linkencap:LocalLoopback 
inetaddr:127.0.0.1Mask:255.0.0.0 
inet6addr:::1/128Scope:Host 
UPLOOPBACKRUNNINGMTU:16436Metric:1 
RXpackets:999errors:0dropped:0overruns:0frame:0 
TXpackets:999errors:0dropped:0overruns:0carrier:0collisions:0txqueuelen:0RXbytes:68831 
(67.2KiB)TXbytes:68831(67.2KiB) 

Untuk mengganti IP dapat dilakukan dengan cara : 
# ifconfig eth0 192.168.0.1 netmask 255.255.25.0 

b. Dengan menyimpan konfigurasi jaringan 

Pada Debian GNU/Linux, file konfigurasi jaringan terdapat pada /etc/network/interfaces, 
dapat dilakukan dengan menggunakan editor vim, nano, atau mcedit. 

# vim /etc/network/interfaces 

pada file tersebut ketikkan syntax berikut: 
 
auto lo 
iface lo inet loopback 
 

auto eth0 
iface eth0 inet static 
address 10.252.108.143 

netmask 255.255.255.0

kemudian jalankan perintah “/etc/init.d/networking restart” 
apabila ingin menggunakan DHCP ganti “iface eth0 inet static” menjadi “iface eth0 inet dhcp”  

Tools Networik  
  a. ping, tools mengirimkan text ke client
  b. mtr, aplikasi traceroute dan ping

II. Alat dan Bahan  
1. PC/Laptop menggunakan sistem Operasi Linux
2. Kabel UTP, switch, hub,

III.  LANGKAH PERCOBAAN 
1  Ganti IP dari masing-masing komputer menjadi network 172.16.0.0/16 tidak boleh ada 
    yg sama, lakukan dengan perintah “ifconfig” maupun dengan menuliskan interfaces.Tulisk
    an pada laporan  
2  Ping pada masingmasing PC di jaringan, tuliskan hasilnya pada laporan  
3  Rubah setting IP tersebut menjadi DHCP, kemudian lakukan “/etc/init.d/networking 
    restart”. Tuliskan cara setting dan hasil dari perintah tersebut di laporan.  


IV. Analisa
A.  Percobaan mengunakan perintah ”ifconfig” 
mengganti IP address pada linux dengan menggunakan printah ifconfig hanya sementara, setelah komputer di restart kembali maka akan kembali ke IP awal. sedangkan menggunakan perintah seperti pada gambar di bawah, maka IP address akan permanen.  

auto lo 
iface lo inet loopback 
 
auto eth0 
iface eth0 inet static 
address 172.16.0.5
netmask 255.255.0.0  

tambahkan IP address dan netmask seperti diatas, IP address dan netmask disesuaikan seperti pada dasar teori di atas.
kemudian lakukan perintah diatas. gunanya untuk merestart jaringan yang sudah kita ubah.
lakukan perintah ifconfig pada terminal, gunanya untuk memastikan apakah IP address sudah terganti atau belum. Jika sudah lanjut ke perintah berikutnya.
B.  Percobaan ”ping” pada masingmasing PC di jaringan 

untuk mengetes apakah connect dengan jangingannya. lakukan perintah ping seperti gambar di atas.
C.  Percobaan merubah setting IP tersebut menjadi DHCP  
 ubah "static" menjadi "dhcp" 
kemudian lakukan perintah restart seperti gambar di atas.
kemudian dengan perintah ifconfig, lihat IP address apakah sudah terganti DHCP atau belum.
IP ADDRESS DHCP : 172.22.22.101 dan NETMASK : 255.255.255.0
kemudian lakukan ping ke komputer lain untuk membuktikan apakah jaringan sudah connect

Rabu, 20 April 2011

Cara Configurasi Lan pada Linux


Konfigurasi Linux sebagai Gateway Internet web desain grafis
Di tutorial jaringan komputer kali ini saya akan menjelaskan proses installasi linux yang nantinya akan dijadikan sebagai gateway internet.

Btw, gateway itu sendiri memiliki definisi sebuah komputer yang melayani konversi protokol antara beberapa tipe yang berbeda dari suatu network atau program aplikasi. Sebagai contoh, sebuah gateway dapat meng-convert sebuah paket TCP/IP menjadi paket NetWare IPX atau dari Apple Talk menjadi DECnet, dan lain-lain. ( Andino-Kamus TI – Ilmukomputer.com )
Gateway inilah yang nantinya akan menghubungkan jaringan local dalam hal ini LAN dengan jaringan public yaitu internet.
Sebagai catatan dalam percobaan ini penulis menggunakan Redhat Linux 9, dan Fedora Core 4. Menggunakan koneksi ADSL speedy dengan IP Static ( penulis pun bingung, karena baru pertama kali ini penulis diberikan koneksi ADSL speedy dengan IP Static. :D . Ini nyata.)
Sebelumnya paket yang kita butuhkan adalah :
rp-pppoe-3.5-27.i386.rpm
Tapi setahu penulis paket tersebut sudah terinstall dalam distro tersebut, untuk mengetahui apakah pake tersebut sudah terinstall didalamnya login sebagai root :
root@alk.root#rpm -qa  | grep pppoe
rp-pppoe-3.5-27
Perlu diketahui komputer yang akan dijadikan sebagai gateway nanti membutuhkan 2 ethernet card nantinya.
Yupz, langsung aja kita menuju pokok pembahasannya.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah memeriksa apakah kedua ethernet card tersebut sudah terdetek dengan baik:
root@alk.root#ifconfig
eth0      Link encap:Ethernet  HWaddr 00:0C:29:EE:71:11
          inet addr:192.168.1.1  Bcast:192.168.1.255  Mask:255.255.255.0
          inet6 addr: fe80::20c:29ff:feee:7111/64 Scope:Link
          UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
          RX packets:61 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:85 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:1000
          RX bytes:6938 (6.7 KiB)  TX bytes:10092 (9.8 KiB)
          Interrupt:10 Base address:0×1080
eth1    Link encap:Ethernet  HWaddr 00:0C:29:EE:71:1B
          inet addr:192.168.100.1  Bcast:192.168.100.255  Mask:255.255.255.0
          inet6 addr: fe80::20c:29ff:feee:711b/64 Scope:Link
          UP BROADCAST RUNNING MULTICAST  MTU:1500  Metric:1
          RX packets:0 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:21 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:1000
          RX bytes:0 (0.0 b)  TX bytes:1796 (1.7 KiB)
          Interrupt:9 Base address:0×1400

lo        Link encap:Local Loopback
          inet addr:127.0.0.1  Mask:255.0.0.0
          inet6 addr: ::1/128 Scope:Host
          UP LOOPBACK RUNNING  MTU:16436  Metric:1
          RX packets:35 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
          TX packets:35 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
          collisions:0 txqueuelen:0
          RX bytes:2190 (2.1 KiB)  TX bytes:2190 (2.1 KiB)
Yup, jika anda mendapatkan komentar seperti itu silahkan menuju ke tahap selanjutnya. Jika tidak ? Silahkan googling :D~~~.
Langkah berikutnya adalah mengkonfigurasi ethernet card tersebut. Agar nantinya konfigurasi tersebut dapat dijalankan secara otomatis ketika boot. File konfigurasi ethernet dalam linux memiliki penamaan ethx, x ini menandakan pengurutan, jika terdapat 2 ethernet card dalam komputer anda maka, file konfigurasinya adalah eth0 dan eth1. Letak file konfigurasi secara default terdapat dalam :
/etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-ethx

Karena nantinya kita akan menggunakan 2 lancard tersebut, maka file yang akan kita konfigurasi adalah :
/etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0 dan /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth1

Sebagai contoh, konfigurasi eth0 yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :
DEVICE=eth0
BOOTPROTO=static
BROADCAST=192.168.1.255
HWADDR=00:0C:29:EE:71:11
IPADDR=192.168.1.1
NETMASK=255.255.255.0
NETWORK=192.168.1.0
ONBOOT=yes
TYPE=Ethernet
DEVICE : merupakan ethernet apa yang akan dikonfigurasi.
BOOTPROTO : status dari penggunaan ip address, apakah bersifat dynamic ( DHCP ) atau static.
BROADCAST : alamat broadcast jaringan yang digunakan.
HWADDR : alamat fisik dari ethernet card tersebut, biasa disebut Mac Address.
IPADDR : alamat ip yang nanti akan digunakan oleh gateway linux. Alamat ini yang nantinya akan berhubungan langsung dengan protol tcp/ip.
NETMASK : subnet mask yang digunakan oleh device eth0. subnet mask ini digunakan untuk membagi jaringan menjadi lebih kecil.
ONBOOT : apakah nanti akan diproses ketika BOOT ??

Dan konfigurasi eth1 yang digunakan oleh penulis :
DEVICE=eth1
BOOTPROTO=static
BROADCAST=192.168.100.255
HWADDR=00:0C:29:EE:71:1B
IPADDR=192.168.100.1
NETMASK=255.255.255.0
NETWORK=192.168.100.0
ONBOOT=yes
TYPE=Ethernet
Kemudian restart service network.
root@alk.root#/etc/init.d/network restart
Sebelum ke langkah selanjutnya, perlu diketahui bahwa, anda diharuskan untuk mengaktifkan mode bridge pada modem adsl.
Langkah selanjutnya adalah konfigurasi ADSL-nya :
root@alk.root#adsl-setup
# pertama kali akan ditanyakan username yang telah diberikan oleh pihak ISP anda
LOGIN NAME
Enter your Login Name:
121303xxxxxx@telkom.net
#device yang berhubungan langsung dengan modem adsl anda, dalam hal ini eth1
INTERFACE
Enter the Ethernet interface connected to the ADSL modem
For Solaris, this is likely to be something like /dev/hme0.
For Linux, it will be ethX, where ‘X’ is a number.
(default eth0):eth1
# kalo yang ini pilih no aja, karena ketika demand diaktifkan maka anda tidak bisa
# menggunakan IP yang dynamic
 Enter the demand value (default no): no
# DNS yang digunakan, bagian ini bisa diisi nanti. Lewat saja.
# password yang diberikan oleh ISP anda, berbarengan dengan diberikannya username tadi
PASSWORD
Please enter your Password:xxxxxxxx
# pemberian akses kepada user untuk menjalankan/mematikan adsl  
USERCTRL
Please enter ‘yes’ (three letters, lower-case.) if you want to allow
normal user to start or stop DSL connection (default yes):
yes
# langkah berikutnya adalah berkenaan dengan firewall disini penulis memilih no 2
The firewall choices are:
0 – NONE: This script will not set any firewall rules.  You are responsible
      for ensuring the security of your machine.  You are STRONGLY
      recommended to use some kind of firewall rules.
1 – STANDALONE: Appropriate for a basic stand-alone web-surfing workstation
2 – MASQUERADE: Appropriate for a machine acting as an Internet gateway
      for a LAN
Choose a type of firewall (0-2):2
# apakah akan dijalankan secara otomatis ketika boot ?
Start this connection at boot time
Do you want to start this connection at boot time?
Please enter no or yes (default no):yes
Dan selanjutnya ketik y saja untuk mensave konfigurasi diatas.
Ada beberapa konfigurasi yang perlu dilakukan. Penulis memberikan sedikit konfigurasi tambahan yang diletakkan pada file /etc/rc.local
echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
iptables -A POSTROUTING -j MASQUERADE -t nat -s 192.168.1.0/24 -o ppp0
konfigurasi tersebut digunakan untuk meneruskan paket ip dan melakukan masquerade. Masquerade sendiri merupakan proses membagi bandwith, karena pada dasarnya isp hanya memberikan satu koneksi dengan satu ip, maka agar dapat digunakan secara beramai-ramai maka perlu dilakukan masquerade.
Selanjutnya anda tinggal menambahkan dns server yang diberikan oleh telkom pada file konfigurasi /etc/resolv.conf, yang penulis gunakan adalah 202.134.0.155.
root@alk.root#echo nameserver 202.134.0.155 > /etc/resolv.conf
root@alk.root#cat /etc/resolv.conf
nameserver 202.134.0.155
Selanjutnya anda tinggal menjalankan adsl-start.

Selasa, 19 April 2011

Ethernet IEEE 802.3 IEEE 802.5 IEEE 802.11

1.      IEEE 802.3
IEEE 802.3 adalah sebuah kumpulan standar IEEE yang mendefinisikan lapisan fisik dan sublapisan media access control dari lapisan data-link dari standar Ethernet berkabel. IEEE 802.3 mayoritas merupakan teknologi Local Area Network (LAN), tapi beberapa di antaranya adalah teknologi Wide Area Network (WAN). IEEE 802.3 juga merupakan sebuah teknologi yang mendukung arsitektur jaringan IEEE 802.1.
Spesifikasi Ethernet yang asli (yang disebut sebagai "Experimental Ethernet") dikembangkan oleh Robert Metcalfe pada tahun 1972 dan dipatenkan pada tahun 1978 dan dibuat berbasiskan bagian dari protokol nirkabel ALOHAnet. Memang, Experimental Ethernet sudah tidak digunakan lagi saat ini, tapi dapat dianggap sebagai protokol Ethernet oleh sebagian kalangan. Ethernet yang dikenal sekarang yang digunakan di luar Xerox adalah DIX Ethernet. Tetapi, karena DIX Ethernet juga dikembangkan dari Experimental Ethernet, dan semakin banyak standar yang juga dikembangkan berbasiskan teknologi DIX Ethernet, komunitas teknis telah menganggap bahwa semuanya adalah Ethernet. Karenanya, penggunaan istilah Ethernet juga dapat digunakan untuk menyebutkan semua jaringan yang menggunakan fungsi dan media.

Struktur data sebuah frame IEEE 802.3
Sebuah frame IEEE 802.3 terdiri atas beberapa field sebagai berikut:
·         Header IEEE 802.3:
o    Preamble
o    Start Delimiter
o    Destination Address
o    Source Address
o    Length
·         Header IEEE 802.2 Logical Link Control:
o    Destination Service Access Point (DSAP)
o    Source Service Access Point (SSAP)
o    Control
·         Payload
·         Trailer IEEE 802.3:
o    Frame Check Sequence (FCS)

2.      IEEE 802.5
Token Ring adalah sebuah protokol LAN yang didefinisikan dalam IEEE 802,5 mana semua stasiun yang terhubung dalam sebuah cincin dan setiap stasiun langsung bisa mendengar transmisi hanya dari tetangga terdekatnya. Izin untuk mengirimkan diberikan dengan pesan (token) yang beredar di sekitar ring.
Token Ring sebagaimana didefinisikan dalam IEEE 802,5 berasal dari IBM Token Ring teknologi LAN. Keduanya didasarkan pada teknologi Token Passing. Sementara mereka berbeda dalam cara kecil tapi umumnya kompatibel satu sama lain.
Token-passing networksmove sebuah bingkai kecil, yang disebut token, sekitar jaringan. Kepemilikan dari token memberikan hak untuk mengirimkan. Jika node menerima token tidak memiliki informasi untuk mengirim, itu merebut token, mengubah 1 bit dari token (yang mengubah token menjadi awal urutan-frame), menambahkan informasi yang ingin mengirimkan, dan mengirim ini informasi ke stasiun berikutnya pada cincin. Sementara frame informasi mengitari cincin, tidak ada token pada jaringan, yang berarti bahwa stasiun lain ingin mengirim harus menunggu. Oleh karena itu, tabrakan tidak dapat terjadi dalam jaringan Token Ring.
Bingkai informasi beredar cincin itu sampai mencapai stasiun tujuan yang dimaksud, yang salinan informasi untuk diproses lebih lanjut. Bingkai informasi terus lingkaran cincin dan akhirnya dihapus ketika mencapai stasiun yang mengirim. Stasiun yang mengirim dapat memeriksa kembali frame untuk melihat apakah frame terlihat dan kemudian disalin oleh tujuan.
Tidak seperti Ethernet CSMA / CD jaringan, token-passing jaringan yang deterministik, yang berarti bahwa adalah mungkin untuk menghitung waktu maksimum yang akan berlalu sebelum setiap stasiun akhirnya akan mampu menularkan. Fitur dan kehandalan fitur beberapa membuat jaringan Token Ring ideal untuk aplikasi di mana penundaan harus operasi jaringan diprediksi dan kuat adalah penting.
 
3.      IEEE 802.11
IEEE 802.11b merupakan pengembangan dari standar IEEE 802.11 yang asli, yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan hingga 5.5 Mb/s atau 11 Mb/s tapi tetap menggunakan frekuensi 2.45 GHz. Dikenal juga dengan IEEE 802.11 HR. Pada prakteknya, kecepatan maksimum yang dapat diraih oleh standar IEEE 802.11b mencapai 5.9 Mb/s pada protokol TCP, dan 7.1 Mb/s pada protokol UDP. Metode transmisi yang digunakannya adalah DSSS.

Keluarga 802.11 terdiri dari serangkaian over-the-air modulasi teknik yang menggunakan protokol dasar yang sama. Yang paling populer adalah yang didefinisikan oleh protokol 802.11b dan 802.11g, yang perubahan standar asli. 802,11-1.997 adalah standar jaringan nirkabel pertama, tetapi 802.11b yang pertama diterima secara luas satu, diikuti 802.11g dan 802.11n. Keamanan awalnya sengaja lemah karena persyaratan ekspor dari beberapa pemerintah, [1] dan kemudian disempurnakan melalui amandemen 802.11i setelah perubahan pemerintah dan legislatif. 802.11n adalah teknik modulasi baru multi-streaming. Standar lainnya dalam keluarga (c-f, h, j) adalah layanan perubahan dan ekstensi atau koreksi dengan spesifikasi sebelumnya.
802.11b dan 802.11g menggunakan 2.4 GHz ISM band, beroperasi di Amerika Serikat dalam Bagian 15 dari US Federal Communications Commission Aturan dan Peraturan. Karena pilihan ini band frekuensi, peralatan 802.11b dan g kadang-kadang mungkin menderita gangguan dari oven microwave , telepon tanpa kabel dan Bluetooth perangkat. 802.11b dan 802.11g kontrol gangguan mereka dan kerentanan terhadap interferensi dengan menggunakan direct-sequence spread spectrum (DSSS) dan ortogonal-division multiplexing frekuensi (OFDM) metode sinyal, masing-masing. 802.11a menggunakan GHz U-NII band 5, yang bagi sebagian besar dunia, menawarkan setidaknya 23-overlapping channel non daripada GHz pita frekuensi ISM 2.4, di mana semua saluran tumpang tindih. atau lebih buruk kinerja yang lebih baik dengan lebih tinggi atau frekuensi rendah (saluran) dapat direalisasikan, tergantung pada lingkungan.
Segmen dari frekuensi radio spektrum yang digunakan oleh 802.11 bervariasi antara negara. Di AS, 802.11a dan 802.11g alat bisa dioperasikan tanpa izin, sebagaimana yang diperbolehkan dalam Bagian 15 dari Aturan FCC dan Peraturan. Frekuensi yang digunakan oleh saluran satu sampai enam dari 802.11b dan 802.11g jatuh dalam 2,4 GHz radio amatir band. Izin operator radio amatir dapat beroperasi 802.11b / g perangkat di bawah Bagian 97 dari Aturan FCC dan Peraturan, sehingga daya output meningkat tetapi tidak puas komersial atau enkripsi.

aPp itu IP Addres dan SuBNeting ..

Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166 (untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana.

Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini. Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP, dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun 1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.

Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork. Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR, yang ditambahkan ke alamat IP, misalnya, 208.77.188.166/24.

Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.

Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global. IANARegional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok alamat IP
bekerja bekerja sama dengan lima lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.

Alamat IP (Internet Protocol Address atau sering disingkat IP) adalah deretan angka biner antar 32-bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet. Panjang dari angka ini adalah 32-bit (untuk IPv4 atau IP versi 4), dan 128-bit (untuk IPv6 atau IP versi 6) yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.

Sistem pengalamatan IP ini terbagi menjadi dua, yakni:

* IP versi 4 (IPv4)
* IP versi 6 (IPv6)

Alamat IP versi 4

Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:


  • Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.
  • Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
  • Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many. 

Representasi Alamat


Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya berkisar antara 0255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai). hingga

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

  • Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
  • Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.

Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap network-nya.

Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.

Kelas D

Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.

Kelas E

Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali host.

Alamat IP lainnya

Jika ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke internet, semua alamat IP dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam internet, yaitu public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).

Alamat publik

alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke Internet.

Ketika beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di internet, lalu lintas ke sebuah alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan internet.

Alamat ilegal

Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk mengoneksikan intranetnya ke internet dapat memilih alamat apapun yang mereka mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke internet, skema alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.

Alamat Privat

Setiap node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap internetwork IP. Pada kasus internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang terhubung ke internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara global terhadap internet. Karena perkembangan internet yang sangat amat pesat, organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet miliknya ke internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.

Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru.

Analogynya seperti dibawah ini.

Jika terdapat 120 orang siswa SMA memilih jurusan IPA, akan lebih baik bila seluruh total siswa tersebut dibagi menjadi 4 kelas sehingga masing-masing kelas terdiri dari 30 orang siswa dari pada dijadikan 1 kelas besar tanpa ada pembagian. Kosep pembagian seperti inilah yang dianut dalam subnetting

Rabu, 13 April 2011

Konfigurasi Wireles D-Link DWL-2100AP


1. Laptop/PC menggunakan OS Windows XP



2. Wireless D-Link DWL-2100AP
 
3. Switch

 4. Kabel UTP

Langkah Percobaan
  1. Kita menggunakan access point merk Dlink DWL-2100AP Access point Dlink DWL-2100AP memiliki alamat IP default 192.168.0.50. Tujuan vendor memasangkan alamat IP adalah agar kita dapat mengkonfigurasi access point melalui program aplikasi browser seperti (Internet Explorer) atau (Mozilla firefox). Gunakanlah gambar berikut sebagai bahan referensi terhadap konfigurasi yang dilakukan pada
  2. Karena Wireless Dlink DWL-2100AP memiliki IP default 192.168.0.50, maka setelah wireless  
    dihubungkan ke laptop menggunakan kabel Lan, maka selanjutnya aturlah Ip Address Laptop pada icon local Area Connection -> local area properties -> internet protocol (TCP/IP) properties sehingga  menjadi seperti pada gambar berikut : 
  3. Sebelum mulai mengkonfigurasi, periksa terlebih dahulu koneksi dari PC ke Access Point dengan menggunakan perintah Ping :
    Jika Replay menyatakan Koneksi antara Komputer dan Access Point telah terkoneksi (OK). Ready  
    for Configure, jika Time Out berarti belum terjadi Koneksi, coba cek Kabel LAN ataupun IP 
    Address laptop. 
  4. Ketikkan IP default wireless pada address bar internet :
    Pada kolom username isikan admin dan untuk kolom password dikosongkan
    (Security default dari wireless)
  5. Muncul jendela konfigurasi awal Wireless
    Untuk menjalankan system konfigurasi Wireless, pilihlah run wizard lebih praktis untuk melakukan konfigurasi keseluruhan jaringan
  6. Setelah melakukan running wizard, berikut tampilan jendela dan langkah-langkahnya

    Penjelasan Langkah-langkah konfigurasi Wireless DLink DWL-2100AP
    Isikan Password baru pada kolom password, lalu ketikkan lagi password pada kolom verify password
    Isikan Nama SSID, dan pilih sesuai data yang ada pada combo channel (untuk memberi ruang beberapa laptop yang nantinya akan terkoneksi dengan wireless)
     
    Pilih pada pilihan List box security level (sesuaikan kebutuhan)
    Pilih Key type (danjurkan Hex), key size, dan First Key 
    (yang menjadi password untuk membuka koneksi Wireless)
     Konfigurasi telah selesai selanjutnya menuggu beberapa detik, untuk hasil konfigurasi wireless seperti gambar di bawah :
  7. Setelah melakukan running wizard, berikut tampilan jendela dan langkah-langkahnya :
    Aturlah Performance wireless settings (sesuaikan dengan kebutuhan)
    Terakhir, aturlah DHCP Server Wirelees sebagai titik referensi IP address laptop yang akan dihubungkan.
    Pengaturan konfigurasi sepenuhnya selesai
  8. Bukalah jendela koneksi wireless, pilihlah nama SSID yang sama dengan yang dibuat pada konfigurasi 
            Wireless awal, perhatikan gambar di bawah :
    Setelah memilih SSID yang sama, akan timbul pesan password security key
     
    Isilah sesuai dengan first security key yang pada awal konfigurasi wireless dibuat
     
    Pilihlah wireless conection status untuk melihat IP yang dapat ditangkap laptop dari wireless yang ada seperti gambar di atas.
  9. Sedikit penjelasan untuk pengaturan wireless yang bersifat Static pada pengaturan IP addressnya :
    Pilih Tab LAN pada pengaturan wireless :
  10. Setelah itu kita uji apakah pemasangan dan konfigurasi wirelessnya sudah benar atau belum dengancara Ping ke komputer client yang menggunakan IP addrees yang sudah di tentukkan, dan selanjutnya adalah mengkonekkan client to client, apakah client baris1 dapat konek ke client baris2 dan baris3. dengan cara mengghubungkan semua wireless ke switch dan mengkonfigurasi ulang masing-masing wireless. Sehingga kita dapat connect dan saling berhubungan antara client2 dan client3

    IP address yang sudah di tentukan dan disepakati
    Baris1 = 192.168.0.10 - 192.168.0.19
    Baris2 = 192.168.0.20 - 192.168.0.29
    Baris3 = 192.168.0.30 - 192.168.0.39